Fernando Santos, Pelatih Pragmatis dan Diragukan Tapi Sukses

By Admin

nusakini.com--Awalnya tidak banyak yang yakin Fernando Santos bisa membawa Portugal memenangkan Piala Eropa 2016. Pasalnya, selama berkarir sebagai pelatih, dia hanya memenangkan satu trofi yakni  bersama FC Porto memenangkan Portugal Supercup pada 1988.

Apalagi, kiprah awal Portugal di Piala Eropa terbilang  kurang memuaskan.  Portugal hanya bisa meraih hasil seri di seluruh pertandingan yang mereka jalani di fase grup di Piala Eropa 2016.

Lalu apa rahasia Santos bisa membawa Portugal bisa membawa pulang trofi Henri Delaunay pertama kali dalam sejarah?

Fernando Santos dikenal sebagai pelatih yang pragmatis, apalagi kekalahan Portugal atas Yunani pada laga final Piala Eropa 2004 meninggalkan kesan baginya bahwa bermain dengan indah tidak akan memberikan gelar kepada timnas. Dengan cara bermain yang pragmatis tersebut, Yunani berhasil membatasi ruang gerak Portugal dan mengandalkan serangan balik yang akhirnya memberikan Yunani kemenangan melalui sundulan Angelo Charistieas. 

Santos dikenal sangat mengandalkan serangan sayap dan sering meminta Ronaldo dan Nani untuk memainkan bola di dalam kotak pinalti lawan. Dengan begitu, Ronaldo dan Nani akan mengandalkan umpan-umpan sayap dan panjang. Sebagai gantinya, lapangan tengah yang dijaga oleh Ricardo Carvalho memusatkan tenaga untuk mencegah lawan untuk mendekat ke gawang Portugal. 

Dengan tekel sebanyak 2,6 per pertandingan dan sapu bersih sebanyak 2,8 per pertandingan, Carvalho jadi pemain yang terbanyak melakukan tekel di timnas Portugal sekaligus melindungi rekor tak terkalahkan Portugal di Piala Eropa kali ini. 

Namun, Santos bisa bermain dengan fleksibel, semisal meminta Renato Sanches untuk masuk ke lapangan dan memintanya membawa bola mendekat ke kotak penalti, dan membangun serangan bersama Nani dan Ronaldo. 

Santos terus mempertahankan cara bermainnya ini, dan menyebutkan bahwa bermain secara efisien lebih baik daripada bermain dengan indah. 

"Tidak peduli apakah kami bermain dengan indah atau tidak . Terkadang kamu harus bermain dengan membosankan untuk meraih kemenangan. Di waktu lain, kamu bermain dengan indah dan kalah," jelasnya. 

Kedua, Fernando Santos bisa menggunakan pemain muda dan tua di dalam pertandingan. Santos diketahui sering memainkan pemain muda seperti Renato Sanches dan Joao Mario, sedangkan pemain-pemain seperti Ricardo Carvalho, Nani, dan Quaresma tetap dimainkan untuk memberikan teladan kepada pemain yang lebih muda. (b/ab)